Jumat, 16 Maret 2012


Urgensi pendidikan kewarganegaraan bagi pembangunan Budaya Demokrasi di Indonesia

Dengan perkembangan demokrasi di Indonesia, bangsa Indonesia sendiri juga di tuntut adanya demokrasi dan reformasi paska runtuhnya rezim orde baru. Dan untuk memulai sesuatu yang pendidikan kewarganegaraan di tingkat perguruan tinggi Upaya mengganti pendidikan kewiraan menjadi pendidikan kewarganegaraan pada perguruan  tinggi menemukan momentumnya, baik secara substantif dalam kerangka pembangunan demokrasi yang merupakan amanat gerakan reformasi maupun secara legal yaitu ditetapkannya uu sistem pendidikan nasional nomer 20 tahun 2003 pasal 37 yang mewajibkan kurikulum setiap satuan dan jenjang pendidikan termasuk pada jenjang pendidikan tinggi memuat ;
 a. Pendidikan agama,
 b. Pendidikan kewarganegaraan dan karakter  
 c. Bahasa bangsa

Untuk yang pertama yaitu pendidikan agama :

Di dalam khazanah pemikiran Islam, terutama karya-karya Ilmiah berbahasa arab, terdapat berbagai istilah yang dipergunakan oleh ulama dalam memberikan pengertian tentang “Pendidikan Islam” dan sekaligus diterapkan dalam konteks yang berbeda-beda.

Pendidikan Islam itu, menurut Langgulung (1997), setidak-tidaknya tercakup dalam delapan pengertian, yaitu al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din (pengajaran agama), al-ta’lim al-diny (pengajaran keagamaan), al-ta’lim al-Islamy (pengajaran keIslaman), tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang Islam), al-tarbiyah fi al Islam (pendidikan Islami).

Dikalangan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, istilah “Pendidikan” mendapatkan arti yang sangat luas. kata-kata pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan, sebagai istilah-istilah tekhnis tidak lagi dibeda-bedakan oleh masyarakat kita, tetapi ketiga-tiganya melebur menjadi satu pengertian baru tentang pendidikan (Mochtar Buchori, 1989). Di dalam undang-undang nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 1 misalnya, dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiaan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Dari sini dapat dipahami bahwa dalam kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan terkandung makna pendidikan.


Pendidikan kewarganegaraan dan karakter :
.      Deskripsi Tentang karakter dan Pendidikan KarakterKarakter berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharassein”, “kharax”, dalam bahasa Inggris “character” dan Indonesia “karakter”, Yunani “character” (dari charassein) yang berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam kamus Poerwadarminta, karakter diartikan tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Selanjutnya, karakter menurut Ryan dan Bohlin mengandung tiga unsure pokok yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good) dan melakukan kebaikan (doing the good) (Abdul Majid dan Dian Andayani, 2011). Hal yang sama dengan pandangan ini adalah Thomas Lickona yang menyatakan bahwa pendidikan karakter yang baik, harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik” tetapi juga “merasakan dengan baik” atau loving good (moral feeling), dan “perilaku yang baik”. Jadi pendidikan karakter erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan dan dilakukan.
Bahasa :
Bahasa adalah sebagai pelengkap dari urgernsi kewarganegaran bagi pembangunan budaya demokrasi Indonesia. Karena bahasa lah yang makin membuaat suatu budaya makin melekat bagi suatu bangsa Indonesia, jadi sudah sangat jekas bila bila urgensi ini mancangkup 3 aspek tersebut.



Urgensi Prndidikan Kewarganegaraan Bagi Pembangunan Kebudayaan Dan Demokrasi


Media, Teknologi, dan Pembelajaran

18 May 2011 - bagian yaitu; schemata (kerangka), assimilation (asimilasi), dan accomodation (akomodasi). Schemata: struktur-struktur mental individu yang mengorganisir lingkungan. Skemata telah diadopsi atau telah berubah sejalan dengan perkembangan mental dan pembelajaran. Skemata digunakan untuk mengidentifikasi, berproses, dan menyimpan informasi yang masuk dan dapat dipahami sebagai kategori individu yang terbiasa digunakan untuk mengklasifikasi informasi yang spesifik dan pengalaman-pengalaman. Anak ... pembangunan jalan layang atau jalan raya. Mereka melihat  pekerja bekarja, dan mereka melihat tahap-tahap pembangunan jalan. Aka tetapi, mereka perlu memiliki pengalaman-pengalaman ini yang akan digabungkan ke dalam dugaan yang disamaratakan tentang apa yang dimaksud dengan pembangunan jalan. Menunjukan video yang menggambarkan seluruh proses yang terkait satu dengan lain ini merupakan cara ideal untuk menggabungkan berbagai pengalaman mereka kedalam suatu ringkasan yang bermakna. Di dalam m ... pendidikan. Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa. LEARNING Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketramp ...
Dalam  sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa. LEARNING Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi individu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik, psikologis, metode pembelajaran, media, dan teknologi. Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun. Dengan demikian, belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut. Dengan demikian hal ini melihat beberapa pandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan filusuf. Pembahasan kali ini juga akan menggambarkan berbagai aturan dari media dalam belajar dan menampilkan metode-metode yang berbeda, seperti presentasi-presentasi, demonstrasi-demonstrasi, dan diskusi-diskusi akan teknologi yang berhubungan dengan belajar. 1. Psychological Perspective on Learning Bagaimana instruktur menampilkan peran dari media dan teknologi di dalam kelas, ini tergantung akan seberapa jauh mereka memahami akan bagaimana masyarakat telah belajar mengunakannya. Dibawah ini ada beberapa perspektif yang berkaitan dengan psychological perspectives ...

Pengertian Pengukuran, Penilaian, Pengujian, Evaluasi, dan Asesmen

28 May 2011 - bagian dari pengukuran yang dilanjutkaan dengan penilaian. Ada istilah ujian akhir semester di perguran tinggi dan ujian akhir tahun untuk kenaikan kelas di sekolah. Dalam bahan sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pengertian tersebut dijelaskan sbb.: Pengukuran  adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada objek   atau gejala. Pengujian terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Penilaian  adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pen ... pendidikan berbasis kompetensi dasar berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukauran dapat  menggunakan tes dan nontes.  Tes adalah seperangkat prtanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, atau suatu pernyataan/permintaan untuk melakukan sesuatu. Nontes berisi pertanyaan atau pernyataan  yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen nontes bisa berbentuk  kuesioner atau inventori. Kuesioner berisi sejum ...
Pengukuran adalah kegiatan mengukur. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Misalnya mengukur panjang meja dengan satuan panjang yaitu meter, atau mengukur berat badan dengan satuan berat yaitu kilogram. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian adalah kegiatan menilai. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu berdasarkan membandingkan hasil pengukuran dengan suatu kriteria tertentu (ukuran baik buruk). Putusan itu sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria itu. Sedangkan kegiatan mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai itu. Jadi kegiatan pengukuran, penilaian, dan evaluasi itu bersifat hierarkhis, artinya dilakukan secara berurutan:  dimulai dengan pengukuran, dilanjutkan dengan penilaian, dan diakhiri dengan mengevaluasi. Pengukuran menurut Guilford ( 1982) adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi dasar berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukauran dapat  menggunakan tes dan nontes.  Tes adalah seperangkat prtanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, atau suatu pernyataan/permintaan untuk melakukan sesuatu. Nontes berisi pertanyaan atau pernyataan  yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen nontes bisa berbentuk  kuesioner atau inventori. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan, peserta didik diminta menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori merupakan instrumen yang berisi tentang laporan diri  yaitu keadaan peserta didik, misalnya potensi ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar